Liputan6.com, Jakarta: Sejak
dibuka Jumat pekan lalu, posko penggalangan dana masyarakat bagi gedung
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) masih ramai didatangi masyarakat dari
berbagai lapisan. Seperti seorang murid kelas enam SD bernama Raditya
yang menyumbangkan seluruh isi celengannya selama dua tahun untuk
pembangunan Gedung KPK, Rabu (4/7).
Dengan cermat Raditya menghitung kepingan-kepingan logam dari celengan yang dipecahkannya di posko penggalangan dana gedung baru KPK.
Tak hanya Raditya, putri mantan Presiden Abdurrahman Wahid, Anita Hayatunnufus, juga tergerak untuk membantu KPK mengumpulkan sumbangan dari masyarakat.
Tertundanya pembangunan Gedung KPK karena hingga saat ini DPR belum menyetujui anggaran pembangunan gedung senilai Rp 225 miliar. Masyarakat dan sejumlah tokoh menilai DPR tidak mendukung kinerja KPK dengan menahan anggaran sejak dua tahun lalu.(ADO)
Dengan cermat Raditya menghitung kepingan-kepingan logam dari celengan yang dipecahkannya di posko penggalangan dana gedung baru KPK.
Tak hanya Raditya, putri mantan Presiden Abdurrahman Wahid, Anita Hayatunnufus, juga tergerak untuk membantu KPK mengumpulkan sumbangan dari masyarakat.
Tertundanya pembangunan Gedung KPK karena hingga saat ini DPR belum menyetujui anggaran pembangunan gedung senilai Rp 225 miliar. Masyarakat dan sejumlah tokoh menilai DPR tidak mendukung kinerja KPK dengan menahan anggaran sejak dua tahun lalu.(ADO)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar